Selasa, 16 November 2010

Bukan Khutbah Idul Adha

         Takbir berkumandang di seantero sudut negeri. Sayang kali ini semarak takbir terbagi. Kemarin dan hari ini. Entah sampai kapan masyarakat muslim terus saja mempertahankan perbedaan yang sering kali hanya diketahui dari tradisi. Bukan terlahir dari ketundukan terhadap petunjuk ayat - ayatNya. Nalar dan akal dibiarkan beku. Demi mempertahankan ajaran orang terdahulu dengan kaku. Sudahlah, aku sedang bosan membicarakan kengototan orang - orang kolot.


          Di Makkah sana, semua muslim bisa begitu dewasa menyingkirkan semua perbedaan yang ada. Syafi'iy tak segan makmum pada Malikiy. Sunni bisa memaklumi kebijakan Wahabiy. Tak pernah terjadi, wukuf dilakukan dua kali untuk hanya karena penganut metode rukyah atau hisab mendapati hasil yang tidak sama untuk awal Dzulhijjah. Sayang itu semua tidak pernah menjadi pelajaran berharga yang bisa menjadi bahan renungan umat Islam. Seperti halnya ritus ibadah haji yang hanya diterima sebagai sebuah kewajiban. Dipelajari dan dikerjakan. Tak pernah memikirkan rahasia dan pelajaran dari sejarah ibadah haji yang telah ada semenjak masa Ibrahim a.s. Sudah terlalu banyak catatan sejarah yang menuliskan praktek - praktek ibadah haji yang dilakukan masyarakat arab pra-Islam. Mereka mendapatkannya sebagai warisan ajaran Ibrahim. Mereka sendiri merupakan anak turun Isma'il, putra Ibrahim yang tercatat dalam Al Qur'an mendapat titah bersama - sama seputar tata cara ibadah haji pertama kalinya. Hanya saja mereka telah merusak aturan baku yang telah diajarkan Ibrahim, dengan menambahi bid'ah - bid'ah kotor, yang terlahir dari nafsu mereka. Thowaf mereka lakukan tanpa busana. Mereka buat aturan halal haram seenak udel mereka sendiri.
       
         Sayangnya catatan sejarah tak pernah berteriak, menyadarkan umat - umat belakangan. Bid'ah masih saja terus menggelincirkan akidah mereka. Mengotori ibadah mereka. Menyulut bara permusuhan di antara mereka. Masing - masing ngotot meneruskan tradisi yang mereka terima dari orang tua mereka. Membawa serta kebencian terhadap mereka yang tidak sependapat dengannya. Lupa jika mereka masih punya warisan yang paling berharga. Qur'an, Sunnah dan akal mereka.

         Sudahlah. Semua mungkin memang sebuah kenyataan yang telah diramalkan. Sunnatullah yang telah tertulis sebelum sejarah manusia diciptakan. Ini hanya sebuah ma'dziroh dari pertanggung jawaban kepada Tuhan. Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Laa ilaha illallah huwallahu akbar, Allahu akbar wa lillahilhamd. Selamat Hari Raya Idhul Adha 1431 H.

by_madAs

1 comments:

imamovic mengatakan...

i dont know what to say, just keep going,sekedar comment ringan, tp lo yng ky gini sih kayaknya dah pwantes bwat khotbah

Posting Komentar